Diam Bahasa
Bumi menyemburkan embun di muka,
membangunkanku dari sang Mimpi
Sekali lagi mencoba jalani hari,
persiapkan diri menantang mentari
Dari kata sang Bijak,
mengejar impian tanpa batas
Aku juga punya impian
yang harus kuperjuangkan
Berlari dan terus berlari,
tanpa kata tanpa tangisan
Melayangkan pikiran ke samudera,
berpikir sejauh gelombang menjelajah
Sang Bulan muncul dibalik selimutnya,
memantulkan harapan-harapan manusia
Langit hanya dapat melihat,
aku hanya diam dalam bahasa.
3 comments:
wiw..
nice...
ni dia baru...
sip...
tapi...
sayaaaank bangeth...
judul nya...
aga gimanaaaaaaaa gitu..
kurang pas aja...
haha...
allan..
wah, satu paragraf cerita neh
bukannya satu paragraf satu kalimat? keren banget. Tapi durasi waktu antara paragraf ketiga dan keempat terlalu panjang, jadi agak 'lompat' gitu.
Akibatnya, endingnya 'kaget', tapi nggak ngagetin. jadinya malah kurang kerasa 'konflik'nya. tapi diksi (pilihan kata)nya udah keren, en variatif
jadi yang ini kayak kue sus, yang agak keras di luar namun lembut di dalam 'rasa'nya.
aq kurang sreg ma bait 2...
I feel confuse..
3 ke 4 lebih bagus ditambah bait penyambung...
over all Sip koq..
Post a Comment