7.02.2008

1 Juli 2008; to Anwar

Setitik Embun

Hidup tidak selalu lebih baik dari kemarin,
Berjuang untuk bertahan hidup
Membantu Ibu menjadi tulang punggung
Tanpa lelah tanpa mengeluh

Pagi berjuang sebagai pelajar,
Mengumpulkan pengetahuan untuk bekal masa depan
Dengan cita-cita yang sederhana
Berharap dapat perbaiki hidup keluarga

Sore berjuang demi sesuap nasi,
Menjajakan harian di bawah terik matahari
Satu pantang dalam sadar,
Tidak pernah mengemis minta orang kasihani

Malam adalah hasil keringat hari ini,
Digunakan untuk bertahan esok
Selalu berdoa untuk Ayah di sana,
Mencoba jalani hidup bagai setitik embun.

30 Juni 2008

Menembus Kabut

Langit begitu gelap saat aku terjaga,
membuka lembar demi lembar kertas
Kebijakan sang Naga yang dituliskan,
menceritakan ajaran-ajaran yang hilang

Naga Tua mengatakan,
segala peristiwa yang terjadi di bawah Langit ada alasannya
Aku tersadar apa yang kulakukan selama ini,
seperti hukum sebab akibat pikirku

Dikatakan sang Naga lagi,
jalan yang lurus seringkali justru merupakan jalan yang sulit
Aku tersadar apa yang kulakukan selama ini,
aku menempuh jalan yang mudah tetapi muncul berbagai masalah

Aku menghela napas panjang,
mencoba menyesal tapi terlambat
Kutemukan tulisan Sang Naga lagi
orang-orang yang tidak meninggalkan tempat tidur mereka pun belum tentu aman

Aku berpikir ulang tentang ini,
merasa nyaman membuat terlena
Takut untuk keluar dari sana
menjadi seorang pengecut yang tak berguna

Aku menutup tulisan Naga,
cukup sudah aku mendengar ucapan Naga Tua
Kini aku kembali ke jalan ku menuju Langit,
menembus kabut bersama sang Naga.