10.15.2008

Oktober 14, 2008

[Untitled]

In our heart we keep our hope | When we shed tears | I know you will explain the world | World that make you so upset

Yesterday is yesterday | How we know that it was yesterday | Should we left yesterday if it was happiness | And its memories

Life is not always beginning | From the God to our self | Today is a gift | And we thanks to what's happen today

Our Lord who Art in Heaven | The One who always lead us | Help us to keep world  Peacefully | and Time will be done as now till end.

9.25.2008

September 25, 2008

Dosa

Hidup dibuai amarah
mati dipeluk sayang
Kenapa harus hidup,
mengapa harus mati?

Aku adalah aku,
kamu belum tentu kamu
Menjadi benar dalam takut,
melaksanakan iman dalam kesucian

Lantas, 
mengapa kamu berani berdosa
Dosa adalah dibenci ,
dari mana kamu belajar dosa?

Ya Tuhan, 
ajarilah kami berdoa
untuk menolak dosa.

September 25, 2008

Bingung

Berhembus sunyi menuai rindu
menjalani hari seperti aku
Tidak susah, tidak mudah
mau mendengar menolak menjawab

Dunia sudah berisi kemarahan Tuhan
mau bertobat belum terlambat,
sudah bertobat tetap berdosa
Mau jadi apa kamu?

Lalu lalang seperti kebingungan
mencari jati diri di tumpukan kesalahan
Mau mencari apa, bingung pergi ke mana
Mana ada orang seperti itu?

7.02.2008

1 Juli 2008; to Anwar

Setitik Embun

Hidup tidak selalu lebih baik dari kemarin,
Berjuang untuk bertahan hidup
Membantu Ibu menjadi tulang punggung
Tanpa lelah tanpa mengeluh

Pagi berjuang sebagai pelajar,
Mengumpulkan pengetahuan untuk bekal masa depan
Dengan cita-cita yang sederhana
Berharap dapat perbaiki hidup keluarga

Sore berjuang demi sesuap nasi,
Menjajakan harian di bawah terik matahari
Satu pantang dalam sadar,
Tidak pernah mengemis minta orang kasihani

Malam adalah hasil keringat hari ini,
Digunakan untuk bertahan esok
Selalu berdoa untuk Ayah di sana,
Mencoba jalani hidup bagai setitik embun.

30 Juni 2008

Menembus Kabut

Langit begitu gelap saat aku terjaga,
membuka lembar demi lembar kertas
Kebijakan sang Naga yang dituliskan,
menceritakan ajaran-ajaran yang hilang

Naga Tua mengatakan,
segala peristiwa yang terjadi di bawah Langit ada alasannya
Aku tersadar apa yang kulakukan selama ini,
seperti hukum sebab akibat pikirku

Dikatakan sang Naga lagi,
jalan yang lurus seringkali justru merupakan jalan yang sulit
Aku tersadar apa yang kulakukan selama ini,
aku menempuh jalan yang mudah tetapi muncul berbagai masalah

Aku menghela napas panjang,
mencoba menyesal tapi terlambat
Kutemukan tulisan Sang Naga lagi
orang-orang yang tidak meninggalkan tempat tidur mereka pun belum tentu aman

Aku berpikir ulang tentang ini,
merasa nyaman membuat terlena
Takut untuk keluar dari sana
menjadi seorang pengecut yang tak berguna

Aku menutup tulisan Naga,
cukup sudah aku mendengar ucapan Naga Tua
Kini aku kembali ke jalan ku menuju Langit,
menembus kabut bersama sang Naga.

6.25.2008

Hehehe...

Kenapa Angin melulu?

Karena aku suka ma angin.

Perasaanku

Luka Angin

Cerah hari membawa Angin ke Surga,
memberitakan kabar tentang Dunia
Entah apa yang diceritakan Angin,
langit cerah berubah hitam seketika

Deru ombak menjadi ganas,
jeritan marah petir menggelegar di Dunia
Keceriaan seakan lenyap tanpa sisa,
Angin turun segera dari Surga

Langkah-langkah Angin tanpa arah,
mencoba menghalau kegelapan di Dunia
Tanpa daya menahan amukan Langit,
memberi luka yang disimpan sendiri

Tanpa tahu kapan berakhir,
menjawab tegas hati nurani
Percuma menangis kata sang Angin,
tidakkah Engkau sadar apa yang kulakukan?

Hening, diam tanpa suara,
apa yang harus dijawab pada Angin
Membayangkan runtuhnya Langit di Surga,
membungkam mulut dari kata Bijak

Angin melakukannya untuk kamu seorang,
seorang yang memenuhi hariku
Tanpa kau, Angin hanya sampah, menjijikan dan kutukan bagi manusia
Angin berhembus di hati,
menyejukkan jiwa yang tak terobati

6.24.2008

24 Juni 2008

Selimut Awan

Apa yang ku mau selalu berjalan benar,
semuanya terjadi begitu saja
Entah apa yang mengubah nasibku,
seakan Tuhan yang menghadiahkannya kepada ku

Berlari menuju bukit Kelam,
yang membawaku ke Puncak segalanya
Meniti langkah ke jalan Benar,
menderita dalam cobaan dunia

Semua itu adalah pilihan dalam hidup,
kodrat manusia untuk memilih hidupnya
Aneh pikirku dalam otak yang dangkal ini,
kenapa kita mesti memilih?

Aku duduk melihat awan di angkasa,
putih, melayang dan menghampiriku
Kedamaian menyelimuti tubuh kurusku,
aku tertidur di selimut awan.

6.22.2008

Spesial buat XI IPA 2 dempo 07-08

Taktik A2

Aku memasuki hari dibawah naungan Matematika,
kita memberi bencana dan anugrah bersama sang pemimpin
Mereka selalu menyukai berada di bawah atap lapangan,
aku sih tidak hanya diam termenung sendiri

Esok telah disambut oleh ujian Fisika,
dan itu mendadak
Kecewa dan amukan menyembur dari mulut mereka,
aku sih tidak hanya kesal dalam otakku

Hari, waktu, detik dilewati bersama semua,
dilakukan dengan tulus dan penuh tawa
Sampai hari itu,
hari tanpa suara, hari dalam kegelapan

Seharusnya semua dapat terus melangkahkan impian,
tapi tidak kata hikayat pengajaran Dempo
Detik itu semua meratap dan mencoba memberi penghiburan,
aku sih tidak hanya beri semangat juang

Katanya akhir adalah awal kehidupan baru,
kataku tidak ada akhir tidak ada awal
Dan kita akan melanjutkan persahabatan dan taktik A2,
aku sih tidak tapi terus kuperjuangkan.

21 Juni 2008

Diam Bahasa

Bumi menyemburkan embun di muka,
membangunkanku dari sang Mimpi
Sekali lagi mencoba jalani hari,
persiapkan diri menantang mentari

Dari kata sang Bijak,
mengejar impian tanpa batas
Aku juga punya impian
yang harus kuperjuangkan

Berlari dan terus berlari,
tanpa kata tanpa tangisan
Melayangkan pikiran ke samudera,
berpikir sejauh gelombang menjelajah

Sang Bulan muncul dibalik selimutnya,
memantulkan harapan-harapan manusia
Langit hanya dapat melihat,
aku hanya diam dalam bahasa.

6.20.2008

27 Februari 2008

Janji Angin

Janji angin adalah satu,
bertiup di mana aku berpijak
Berjuang dalam ketidakpastian hidup,
menjadi teman sepanjang hayat

Menyemburkan kehangatan sang Langit,
memeluk jiwa sang pemberani
Dalam kata-kata dari lidah
Ke mana angin pergi?

Seolah hati terombang-ambing,
kebingungan bak mengejar penyamun
Dalam doa penuh harapan,
mencairkan hati seorang mulia

Janji Angin selalu kupegang,
menanti datangnya hari itu
Bak meniti jalan ke Bintang,
mengejar impian sang Angin.

10 Februari 2008

Impian Cita

Hari ini kutlah melangkah,
melangkahkan impian sejauh mimpi
Langit mendung kemarinpun berucap,
impianku itu adalah pasti


Namun keyakinanku terbawa esok,
melangkah lagi atau mundur sederet langkah
Kini segalanya merasuki benakku,
sampai mana langkahku terpaut

Teman-teman menyerukan nasihat,
bahkan menghina dan mencirca
Tapi keyakinanku yang satu,
membungkam mereka dalam kebisuan

Aku sendiri lagi sekarang,
memaksakan langkah dalam cobaan
Mencari jejak langkah pemimpi,
mulainya lembar baru sang Impian.

Perkenalan



Hai Kawan!!




Mencoba mempublikasikan puisi hasil ciptaan sendiri lewat blog....




Karena puisinya original banget.....,


Berilah kritik dan komentarnya ya




Hahahaha.....