6.22.2008

21 Juni 2008

Diam Bahasa

Bumi menyemburkan embun di muka,
membangunkanku dari sang Mimpi
Sekali lagi mencoba jalani hari,
persiapkan diri menantang mentari

Dari kata sang Bijak,
mengejar impian tanpa batas
Aku juga punya impian
yang harus kuperjuangkan

Berlari dan terus berlari,
tanpa kata tanpa tangisan
Melayangkan pikiran ke samudera,
berpikir sejauh gelombang menjelajah

Sang Bulan muncul dibalik selimutnya,
memantulkan harapan-harapan manusia
Langit hanya dapat melihat,
aku hanya diam dalam bahasa.

3 comments:

Anonymous said...

wiw..
nice...

ni dia baru...
sip...

tapi...
sayaaaank bangeth...

judul nya...
aga gimanaaaaaaaa gitu..
kurang pas aja...
haha...

allan..

Yohanes Halim Febriwijaya said...

wah, satu paragraf cerita neh

bukannya satu paragraf satu kalimat? keren banget. Tapi durasi waktu antara paragraf ketiga dan keempat terlalu panjang, jadi agak 'lompat' gitu.

Akibatnya, endingnya 'kaget', tapi nggak ngagetin. jadinya malah kurang kerasa 'konflik'nya. tapi diksi (pilihan kata)nya udah keren, en variatif

jadi yang ini kayak kue sus, yang agak keras di luar namun lembut di dalam 'rasa'nya.

Jessica Halim said...

aq kurang sreg ma bait 2...
I feel confuse..

3 ke 4 lebih bagus ditambah bait penyambung...

over all Sip koq..