6.20.2008

10 Februari 2008

Impian Cita

Hari ini kutlah melangkah,
melangkahkan impian sejauh mimpi
Langit mendung kemarinpun berucap,
impianku itu adalah pasti


Namun keyakinanku terbawa esok,
melangkah lagi atau mundur sederet langkah
Kini segalanya merasuki benakku,
sampai mana langkahku terpaut

Teman-teman menyerukan nasihat,
bahkan menghina dan mencirca
Tapi keyakinanku yang satu,
membungkam mereka dalam kebisuan

Aku sendiri lagi sekarang,
memaksakan langkah dalam cobaan
Mencari jejak langkah pemimpi,
mulainya lembar baru sang Impian.

4 comments:

Jessica Halim said...

puisinya masss...
ampyunn...

Anonymous said...

ampun daaah...
bagus vaan...

tapi ada beberapa kata2 yang sbenernya ngga perlu...

malah bkin ngga jadi lirik gitu istilah nya...

fonz allan..

Anonymous said...

wih2...

kok tambah sangar bahasamu prat...

job

Yohanes Halim Febriwijaya said...

puisinya bagus, ekspresi emosinya kerasa, abstraksinya juga kelihatan lumayan

puisimu itu bak tombak tajam yang menusuk tajam, tapi sayangnya kurang to the point

satu paragraf nyatu, tapi sayangnya tiap paragrafnya kurang menyatu, kurang bergantung satu sama lain.

tapi pada dasarnya puisimu bagus koq. yang ini subyektif sih, tapi ini jujur, yaitu puisimu agak 'kasar'. Tapi aku yakin puisimu ini dibuat dengan sepenuh hati koq. 'alegoris' gitu