Hehehe...
Kenapa Angin melulu?
Karena aku suka ma angin.
6.25.2008
Perasaanku
Luka Angin
Cerah hari membawa Angin ke Surga,
memberitakan kabar tentang Dunia
Entah apa yang diceritakan Angin,
langit cerah berubah hitam seketika
Deru ombak menjadi ganas,
jeritan marah petir menggelegar di Dunia
Keceriaan seakan lenyap tanpa sisa,
Angin turun segera dari Surga
Langkah-langkah Angin tanpa arah,
mencoba menghalau kegelapan di Dunia
Tanpa daya menahan amukan Langit,
memberi luka yang disimpan sendiri
Tanpa tahu kapan berakhir,
menjawab tegas hati nurani
Percuma menangis kata sang Angin,
tidakkah Engkau sadar apa yang kulakukan?
Hening, diam tanpa suara,
apa yang harus dijawab pada Angin
Membayangkan runtuhnya Langit di Surga,
membungkam mulut dari kata Bijak
Angin melakukannya untuk kamu seorang,
seorang yang memenuhi hariku
Tanpa kau, Angin hanya sampah, menjijikan dan kutukan bagi manusia
Angin berhembus di hati,
menyejukkan jiwa yang tak terobati
Cerah hari membawa Angin ke Surga,
memberitakan kabar tentang Dunia
Entah apa yang diceritakan Angin,
langit cerah berubah hitam seketika
Deru ombak menjadi ganas,
jeritan marah petir menggelegar di Dunia
Keceriaan seakan lenyap tanpa sisa,
Angin turun segera dari Surga
Langkah-langkah Angin tanpa arah,
mencoba menghalau kegelapan di Dunia
Tanpa daya menahan amukan Langit,
memberi luka yang disimpan sendiri
Tanpa tahu kapan berakhir,
menjawab tegas hati nurani
Percuma menangis kata sang Angin,
tidakkah Engkau sadar apa yang kulakukan?
Hening, diam tanpa suara,
apa yang harus dijawab pada Angin
Membayangkan runtuhnya Langit di Surga,
membungkam mulut dari kata Bijak
Angin melakukannya untuk kamu seorang,
seorang yang memenuhi hariku
Tanpa kau, Angin hanya sampah, menjijikan dan kutukan bagi manusia
Angin berhembus di hati,
menyejukkan jiwa yang tak terobati
6.24.2008
24 Juni 2008
Selimut Awan
Apa yang ku mau selalu berjalan benar,
semuanya terjadi begitu saja
Entah apa yang mengubah nasibku,
seakan Tuhan yang menghadiahkannya kepada ku
Berlari menuju bukit Kelam,
yang membawaku ke Puncak segalanya
Meniti langkah ke jalan Benar,
menderita dalam cobaan dunia
Semua itu adalah pilihan dalam hidup,
kodrat manusia untuk memilih hidupnya
Aneh pikirku dalam otak yang dangkal ini,
kenapa kita mesti memilih?
Aku duduk melihat awan di angkasa,
putih, melayang dan menghampiriku
Kedamaian menyelimuti tubuh kurusku,
aku tertidur di selimut awan.
6.22.2008
Spesial buat XI IPA 2 dempo 07-08
Taktik A2
Aku memasuki hari dibawah naungan Matematika,
kita memberi bencana dan anugrah bersama sang pemimpin
Mereka selalu menyukai berada di bawah atap lapangan,
aku sih tidak hanya diam termenung sendiri
Esok telah disambut oleh ujian Fisika,
dan itu mendadak
Kecewa dan amukan menyembur dari mulut mereka,
aku sih tidak hanya kesal dalam otakku
Hari, waktu, detik dilewati bersama semua,
dilakukan dengan tulus dan penuh tawa
Sampai hari itu,
hari tanpa suara, hari dalam kegelapan
Seharusnya semua dapat terus melangkahkan impian,
tapi tidak kata hikayat pengajaran Dempo
Detik itu semua meratap dan mencoba memberi penghiburan,
aku sih tidak hanya beri semangat juang
Katanya akhir adalah awal kehidupan baru,
kataku tidak ada akhir tidak ada awal
Dan kita akan melanjutkan persahabatan dan taktik A2,
aku sih tidak tapi terus kuperjuangkan.
Aku memasuki hari dibawah naungan Matematika,
kita memberi bencana dan anugrah bersama sang pemimpin
Mereka selalu menyukai berada di bawah atap lapangan,
aku sih tidak hanya diam termenung sendiri
Esok telah disambut oleh ujian Fisika,
dan itu mendadak
Kecewa dan amukan menyembur dari mulut mereka,
aku sih tidak hanya kesal dalam otakku
Hari, waktu, detik dilewati bersama semua,
dilakukan dengan tulus dan penuh tawa
Sampai hari itu,
hari tanpa suara, hari dalam kegelapan
Seharusnya semua dapat terus melangkahkan impian,
tapi tidak kata hikayat pengajaran Dempo
Detik itu semua meratap dan mencoba memberi penghiburan,
aku sih tidak hanya beri semangat juang
Katanya akhir adalah awal kehidupan baru,
kataku tidak ada akhir tidak ada awal
Dan kita akan melanjutkan persahabatan dan taktik A2,
aku sih tidak tapi terus kuperjuangkan.
21 Juni 2008
Diam Bahasa
Bumi menyemburkan embun di muka,
membangunkanku dari sang Mimpi
Sekali lagi mencoba jalani hari,
persiapkan diri menantang mentari
Dari kata sang Bijak,
mengejar impian tanpa batas
Aku juga punya impian
yang harus kuperjuangkan
Berlari dan terus berlari,
tanpa kata tanpa tangisan
Melayangkan pikiran ke samudera,
berpikir sejauh gelombang menjelajah
Sang Bulan muncul dibalik selimutnya,
memantulkan harapan-harapan manusia
Langit hanya dapat melihat,
aku hanya diam dalam bahasa.
Bumi menyemburkan embun di muka,
membangunkanku dari sang Mimpi
Sekali lagi mencoba jalani hari,
persiapkan diri menantang mentari
Dari kata sang Bijak,
mengejar impian tanpa batas
Aku juga punya impian
yang harus kuperjuangkan
Berlari dan terus berlari,
tanpa kata tanpa tangisan
Melayangkan pikiran ke samudera,
berpikir sejauh gelombang menjelajah
Sang Bulan muncul dibalik selimutnya,
memantulkan harapan-harapan manusia
Langit hanya dapat melihat,
aku hanya diam dalam bahasa.
6.20.2008
27 Februari 2008
Janji Angin
Janji angin adalah satu,
bertiup di mana aku berpijak
Berjuang dalam ketidakpastian hidup,
menjadi teman sepanjang hayat
Menyemburkan kehangatan sang Langit,
memeluk jiwa sang pemberani
Dalam kata-kata dari lidah
Ke mana angin pergi?
Seolah hati terombang-ambing,
kebingungan bak mengejar penyamun
Dalam doa penuh harapan,
mencairkan hati seorang mulia
Janji Angin selalu kupegang,
menanti datangnya hari itu
Bak meniti jalan ke Bintang,
mengejar impian sang Angin.
Janji angin adalah satu,
bertiup di mana aku berpijak
Berjuang dalam ketidakpastian hidup,
menjadi teman sepanjang hayat
Menyemburkan kehangatan sang Langit,
memeluk jiwa sang pemberani
Dalam kata-kata dari lidah
Ke mana angin pergi?
Seolah hati terombang-ambing,
kebingungan bak mengejar penyamun
Dalam doa penuh harapan,
mencairkan hati seorang mulia
Janji Angin selalu kupegang,
menanti datangnya hari itu
Bak meniti jalan ke Bintang,
mengejar impian sang Angin.
10 Februari 2008
Impian Cita
Hari ini kutlah melangkah,
melangkahkan impian sejauh mimpi
Langit mendung kemarinpun berucap,
impianku itu adalah pasti
Namun keyakinanku terbawa esok,
melangkah lagi atau mundur sederet langkah
Kini segalanya merasuki benakku,
sampai mana langkahku terpaut
Teman-teman menyerukan nasihat,
bahkan menghina dan mencirca
Tapi keyakinanku yang satu,
membungkam mereka dalam kebisuan
Aku sendiri lagi sekarang,
memaksakan langkah dalam cobaan
Mencari jejak langkah pemimpi,
mulainya lembar baru sang Impian.
Hari ini kutlah melangkah,
melangkahkan impian sejauh mimpi
Langit mendung kemarinpun berucap,
impianku itu adalah pasti
Namun keyakinanku terbawa esok,
melangkah lagi atau mundur sederet langkah
Kini segalanya merasuki benakku,
sampai mana langkahku terpaut
Teman-teman menyerukan nasihat,
bahkan menghina dan mencirca
Tapi keyakinanku yang satu,
membungkam mereka dalam kebisuan
Aku sendiri lagi sekarang,
memaksakan langkah dalam cobaan
Mencari jejak langkah pemimpi,
mulainya lembar baru sang Impian.
Perkenalan
Subscribe to:
Posts (Atom)