Pratama bertemu satu,
kemudian dua,
lalu menjadi banyak
Pertama, Tuhan memanggil namaku
Di pojok tempat itu
dengan tuan rumah yang ramah
Berbagi cerita dan angan
Kedua, Tuhan tampar aku yang bodoh
Bersama memberi berkat
terkagum, tertawa dan tersendu
Hati yang pahit pun ikut tersenyum
Ketiga, Tuhan ampunilah aku!
Lalu yang terbit menjadi terbenam
berlarian tanpa arah
Air dan umpatan tercecer di lantai
Keempat, tamat sudah
Aku bertemu satu,
yang tenggelam seperti debu
Mimpi dan angan jadi sampah
Terakhir, berpisah tanpa ucapan
No comments:
Post a Comment